Langsung ke konten utama

Yang Manis Tak Selamanya Manis



Hai Teman Bagi...

Hampir semua teman bagi jika ditanya, rasa apa kah kalian suka? Pasti akan menjawab "Manis'. Karena sesuatu yang manis memang identik dengan kebahagiaan ya Teman Bagi . . .

Nah.. Tahukah Teman Bagi bahwa bayi yang baru lahir pun telah memiliki kepekaan terhadap rasa dan rasa yang pertama kali berkembang adalah rasa manis. Biasanya bayi yang telah diberi susu formula akan enggan untuk diberi ASI lagi karena biasanya susu formula memiliki kandungan gula yang lebih tinggi dibanding ASI. Tim Bagi juga pernah nih menemukan kasus, ada beberapa balita yang biasa diberi susu bubuk merk X. Suatu ketika ia diberi susu kental manis, pada akhirnya ia hanya akan merengek minta susu kental manis karena kandungan gulanya jauh lebih tinggi dan tentu rasanya sangat manis.

Pemberian gula pada anak-anak ini, sebaiknya dibatasi ya Teman Bagi, karena ada efek yang merugikan, antara lain:
1. Kerusakan gigi/karies gigi
2. Obesitas. Setiap kelebihan kalori yang tidak digunakan oleh tubuh maka akan disimpan dalam jaringan adiposa dalam bentuk lemak. Jika anak telah mengalami kegemukan sejak kecil, perlu dikhawatirkan lagi efek jangka panjangnya. Seperti yang kita ketahui bahwa orang dengan obesitas berpotensi dihinggapi bermacam penyakit degeneratif seperti stroke, hipertensi hingga diabetes mellitus.

Emm.. jadi yang manis tak selamanya manis ya Teman Bagi

Salam semangART Sehatkan Negeri 💕

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#SinggahBagi ke Komunitas Jendela Jakarta

Minggu, 25 September 2016. Kami mengadakan #SinggahBagi ke Komunitas Jendela Jakarta. Disini kami bermain UTS "Ular Tangga Sehat" yang berisi tentang pertanyaan seputar gizi & kesehatan. Seru sekali #SinggahBagi kemarin sore karena kami tak hanya bermain tapi belajar tentang gizi yang menyenangkan. Semoga dapat berkolaborasi bersama lagi dengan Jendela Jakarta & terima kasih kepada #TemanBagi yang telah hadir di #Singgah bagi kali ini. Salam SemangART Sehatkan Negeri 🙆🏻

Makanlah Sebelum Lapar dan Berhentilah Sebelum Kenyang

Idul Adha telah berlalu, pertanda bahwa disetiap rumah memiliki simpanan danging sapi dan kambing . Karena Idul Adha merupakan ajang berbagi kebaikan, salah satunya adalah berbagi daging. Yeay! Daging sapi dan kambing memiliki banyak manfaat jika dikonsumsi secara tepat. Tentunya sesuai dengan kebutuhan teman bagi. Kita dianjurkan mengonsumsi daging sebanyak 300-600gr/ minggu atau sekitar 6-12 potong sedang/minggu. Jika berlebihan maka akan berdamapak bagi kesehatan teman bagi loh. Apa saja dampak negatifnya jika mengonsumsi daging berlebihan? Berikut ini akan kami jelaskan. Daging merah yang ada pada kambing dan sapi memiliki kadar kolesterol yang tinggi yaitu sekitar 75mg/100 gr daging. Asupan kolesterol yang melebihi batas, akan ditimbun dalam tubuh dan diangkut melalui pembuluh darah. Dalam waktu yang lama, kolesterol akan membentuk plak dan menyumbat pembuluh darah sehingga akan menimbulkan penyakit jantung dan stroke. Kolesterol tidak dapat dioksidasi di dalam tubuh untuk

EGCG, Si Antioksidan Super!

Musim hujan telah tiba, cuaca dingin pun menyerta. Apa minuman favourit teman Bagi disaat hujan begini? Teh, bajigur atau atau yang lain? Nah, supaya teman Bagi tidak kedinginan saat musim hujan, kami akan membagikan informasi tentang minuman tersebut. EGCG atau epigallocatechin gallate merupakan komponen bioaktif paling dominan dalam teh hijau yang bermanfaat bagi ke sehatan. Sebagai antioksidan yang kuat, EGCG mempunyai kemampuan mengusir radikal bebas. Selain itu, EGCG juga berfungsi untuk antiatherogenic, antithrombotic dan antimicrobial. Beberapa jenis penyakit dapat dicegah oleh EGCG antara lain penyakit jantung koroner, stroke dan karies pada gigi. Pada studi yang melibatkan 262 pria jepang berusia 30th ke atas, Sasazuki et al (2000) secara epidemiologis membuktikan bahwa mereka yang mengonsumsi teh hijau 2-4 cangkir sehari, memiliki risiko lebih rendah mengalami aterosklerosis ternyata. Teh hijau mengandung EGCG-antioksidan super yang mampu melindungi kulit dari